Karbon
1. Karbon adalah unsur kimia nonmetal yang disimbolkan dengan huruf C. Karbon
berada di alam dalam bentuk karbon murni (seperti berlian dan grafit) dan
karbon terikat secara kimia dalam senyawa alam yang dapat berbentuk kristal
murni (seperti berlian dan grafit). Karbon umumnya berada dalam senyawa
ikatan kimia dengan unsur lain yang juga dapat berbentuk senyawa organik
(seperti batu bara dan petroleum) atau senyawa anorganik (seperti gamping
dan bubuk pengembang kue). Terlepas dari persebarannya yang cukup luas,
karbon hanya berjumlah 0,19 persen dari kerak bumi.
2. Kedua bentuk dasar karbon tersebut mempunyai sifat-sifat yang sangat berbeda.
Berlian terbentuk dari atom yang terikat dengan sangat kuat sehingga dikenal
sebagai benda yang paling keras. Di pihak lain, karbon yang kedua, yaitu
grafit, memiliki kekerasan lebih rendah daripada berlian. Grafit disusun oleh
atom yang berbentuk heksagonal pada lembaran-lembaran yang sejajar. Setiap
lembaran hanya terikat secara terpisah-pisah sehingga grafit terasa licin dan
dapat digunakan sebagai pelumas atau alat tulis. Benda hitam yang terdapat
di dalam pensil adalah grafit. Perbedaan penting lain antara berlian dan
karbon adalah daya hantar arus listrik yang dikandung. Berlian adalah benda
nonkonduktor (tidak dapat menghantarkan arus listrik), sedangkan grafit adalah
benda konduktor (dapat menghantarkan arus listrik). Akan tetapi, baik berlian
maupun grafit mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi.
3. Sifat optik berlian sangat signifikan. Berlian mempunyai indeks refraksi paling
tinggi jika dibandingkan dengan batu permata apa pun sehingga benda ini
memantulkan cahaya ke mata dengan lebih menyilaukan daripada pantulan dari
jenis batu permata yang lain. Berlian juga mempunyai daya dispersif yang luar
biasa. Berlian dapat mengurai cahaya menjadi spektrum yang berwarna-warni.
4. Pada suhu rendah semua bentuk karbon lembek, tetapi pada suhu tinggi karbon
akan bersenyawa dengan oksigen dalam proses oksidasi. Bentuk karbon apa pun
ketika bersenyawa dengan oksigen yang banyak pada suhu tinggi akan membentuk
karbon monoksida. Karbon monoksida terbentuk sebagai hasil pembakaran
mesin yang menggunakan minyak petroleum dan ditemukan dalam jumlah yang
besar pada buangan knalpot mesin otomotif. Apabila terkena panas di atmosfer
bersama oksigen bebas, karbon dasar akan terkonversi menjadi dioksida. Karbon
dioksida relatif tidak reaktif. Bahan yang terbakar pada suhu yang relatif rendah,
seperti kayu dan kertas, tidak akan terbakar dalam karbon dioksida. Atas dasar
ini, karbon dioksida digunakan sebagai bahan pemadam kebakaran.